Home » » Hati-Hati Pengaruh Asing Pada Pilpres 2014

Hati-Hati Pengaruh Asing Pada Pilpres 2014

Indonesia sejak zamannya Soekarno, Soeharto, BJ.Habibi, Abdurrahman Wahid, Megawati, dan SBY, rakyatnya tak pernah menikmati kehidupan yang layak, dan mendapatkan keadilan. Indonesia ibaratnya ‘makanan’ yang dimakan dengan rakus oleh para drakula ‘Asing dan A Seng’, dan tak bersisa. Rakyat hanya hidup dengan segala penderitaannya.
Setiap ganti pemimpin baru, selalu penuh dengan janji-janji belaka. Tak ada yang serius membela kepentingan rakyat. Tetapi, semua hanya menjadi pembela dan pelindung ‘Asing dan A Seng’. Tanah dan air dijual dan digandaikan kepada ‘Asing dan A Seng’, sementara rakyat dibiarkan hidup menjadi ‘gembel dan kere’. Termasuk partai yang selalu mengaku sebagai partainya ‘wong cilik’, tak juga bisa berpihak kepada ‘wong cilik’, tetapi lebih berpihak kepada ‘Asing dan A Seng’, selama berkuasa

Setiap pemilihan umum berlangsung, memilih anggota legislatif atau presiden, semua bakal calon legislatif atau presiden, mereka dengan ‘kooor’ terus menyanyikan dan lagu-lagu kerakyatan. Mereka semua ingin menjadi pembela dan pelindung rakyat. Mereka para calon legislatif dan presiden, berlomba-lomba ingin berdiri di barisan paling depan, sebagai pembela rakyat kecil.
Dapatkah nasib rakyat dan bangsa Indonesia dititipkan kepada para calon legislatif atau calon presiden? Dapatkah nasib rakyat Indonesia bisa dititipkan kepada Jokowi, Aburizal Bakrie, Wiranto, Hary Tanoe, Prabowo dan lainnya?
Sepanjang sejarah Republik ini, sejak merdeka, tahun l945, tidak ada pemimpin yang jujur dan sungguh-sungguh menjadi pembela dan pelindung rakyatnya.
Justru yang ada tipe pemimpin yang mengabdi kepada kepentingan ‘Asing dan A Seng’. Mereka telah menjajah dan menguasai sumber daya alam, dan asset Indonesia. Sementara itu, rakyat dan bangsa Indonesia hanya bisa menggigit jari mereka.

Berikut ini 5 negara besar yang menguasai sumberdaya alam indonesia dan membawa keuntungannya kenegara mereka.
1. Amerika Serikat
Di bidang tambang dan pengelolaan blok migas, Amerika Serikat merupakan salah satu pemain utama di Indonesia.
Tentu masyarakat sangat familiar dengan Freeport McMoran, perusahaan tambang yang mengelola lahan di Tembagapura, Mimika, Papua. Produksi tambang itu per hari mencapai 220.000 ton biji mentah emas dan perak.
Selain Freeport, masih ada Newmont, perusahaan asal Colorado, Amerika, yang mengelola beberapa tambang emas dan tembaga di kawasan NTT dan NTB. Tahun lalu, setoran perusahaan ke pemerintah mencapai Rp 689 miliar, sudah mencakup semua pajak, dari keuntungan total mereka. Jika dari NTT saja, pada 2012 pendapatan Newmont mencapai USD 4,17 juta.
Belum lagi sederet operator migas yang rata-rata kelas kakap sebagai mitra pemerintah menggelola blok migas. Chevron, memiliki jatah menggarap tiga blok, dan memproduksi 35 persen migas Indonesia.
Disusul ConocoPhilips yang mengelola enam blok migas. Perusahaan yang telah 40 tahun beroperasi di Indonesia ini merupakan produsen migas terbesar ketiga di Tanah Air. Lalu, tentu saja ExxonMobil yang bersama Pertamina menemukan sumber minyak 1,4 miliar barel dan gas 8,14 miliar kaki kubik di Cepu, Jawa Tengah.

2. China
Negeri Tirai Bambu sangat aktif mencari sumber energi non-migas dari negara lain, termasuk Indonesia. Salah satu investasi besar mereka di Tanah Air adalah bidang batu bara. Selain itu, SDA seperti nikel dan bauksit juga diincar perusahaan-perusahaan China.
Perusahaan tambang skala menengah dan besar China bergerak di seluruh wilayah. Mulai dari Pacitan, Jawa Timur, sampai Pulau Kabaena, Sulawesi Tenggara. Salah satu perusahaan besar adalah PT Heng Fung Mining Indonesia yang berinvestasi di bidang nikel, di Halmahera, Maluku, dengan target produksi bisa mencapai 200 juta ton.
Petro China, perusahaan migas pelat merah China juga mengelola beberapa blok. Salah satu yang baru ini tersorot adalah 14 blok di Kabupaten Tanjung Jabung Timur, yang disegel pemerintah setempat karena persoalan CSR.

3. Inggris
British Petroleum (BP) adalah operator lama sektor migas di Indonesia. Mengelola blok gas Tangguh di Papua, lewat anak perusahaan BP Berau, investasi terbaru perusahaan asal Inggris itu di blok tersebut mencapai USD 12,1 miliar.
BP mengelola Blok Tangguh Train III, dengan 60 persen jatah mereka dapat diekspor ke Asia Pasifik, sementara 40 persen disalurkan ke Indonesia.
Pasokan gas yang dibutuhkan PLN juga akan disalurkan oleh BP. Kerja sama strategis tersebut tertuang dalam nota kesepahaman (MoU) pasokan gas alam cair untuk pembangkit milik PLN sebesar 230 mmscfd.
Perusahaan dan investor lain asal Inggris saat ini sedang mengincar sektor sumber daya alam strategis lainnya. Khususnya di bidang industri ramah lingkungan.

4. Prancis
Perusahaan migas asal Negeri Anggur, Total, sudah bermitra cukup lama dengan pemerintah Indonesia.
Total E&P Indonesie mengelola blok migas Mahakam, Kalimantan Timur. Total bekerjasama dengan Inpex Corp dalam mengelola blok Mahakam. Total mengendalikan 50 persen saham di blok tersebut dan Inpex sisanya.
Pada 2008, Total mengajukan proposal untuk memperpanjang kontrak karena ingin melakukan investasi lebih lanjut. Total memproyeksikan Blok Mahakam pada 2013 memberikan pendapatan US$ 8,92 miliar.
Selain Total, perusahaan Prancis lain, Eramet, berinvestasi di kawasan timur Indonesia. Eramet beroperasi di Indonesia melalui kepemilikan saham pada PT Weda Bay Nickel di bawah konsorsium Strand Mineralindo.
Investasi proyek pengolahan dan pemurnian (smelter) bahan tambang di Halmahera Utara, Maluku tersebut mencapai US$ 5 miliar (Rp 50 triliun) dengan kapasitas 3 juta ton per tahun.

5. Kanada
Canadian International Development Agency (CIDA) mengembangkan 12 proyek di Sulawesi saja, semuanya berhubungan dengan pengelolaan sumber daya alam.
Sheritt International dan Vale juga membuka tambang di Indonesia. Khusus Vale, investasi di Sulawesi Tengah mencapai USD 2 miliar.
Melalui Nico Resources yang menjadi perpanjangan tangan perusahaan migas Calgary asal Kanada, kini ada 20 blok yang dikelola, pengelola blok terluas di Indonesia. (merdeka.com 25/06/2013)

Mampukah pemimpin baru bisa menolak kepentingan asing dan A senguntuk menguasi sumberdaya alam inidonesia.....?


Share this article :

0 comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...