16 tim terbaik Benua Eropa telah menjalani pertandingan pertama mereka
di ajang 4 tahunan, Euro 2012. Ada banyak kejutan yang terjadi.
Kemenangan, kekalahan, hasil imbang, kontroversi, sampai dengan hal-hal
konyol terjadi.
Sekarang, saatnya merangkum siapa saja 11 pemain yang pantas disebut terbaik pada fase pertama tersebut.
1. Kiper: Gianluigi Buffon
Przemyslaw Tyton mungkin menyelamatkan Polandia dari kekalahan dengan menggagalkan penalti Giorgos Karagounis, tapi Gianluigi Buffon berperan lebih penting saat Italia menahan imbang Spanyol. Berkali-kali menggagalkan tendangan keras para punggawa Spanyol yang melaju ke arah gawang dan klimaksnya, dengan tenang berhasil meng-intercept bola dari kaki Fernando Torres, layaknya seorang bek tangguh. Buffon memang semakin tua, tapi ia seperti sebotol anggur. Makin tua, makin memabukkan.
2. Belakang: Daniel Agger
Nyaris tidak ada yang menjagokan Denmark ketika bertanding melawan favorit juara, Belanda, Sabtu kemarin (09/06/2012). Tim Oranje bermain menyerang sepanjang pertandingan tapi Daniel Agger berhasil membuat mereka semakin frustasi dengan menggagalkan banyak peluang Belanda. Terlepas dari handball-tak-terdeteksi-wasit di dalam kotak penalti yang sangat menguntungkan Denmark, bek Liverpool ini terbukti berhasil membalikkan predisi dan membuat banyak orang menangis karena kalah taruhan.
3. Belakang: Danielle De Rossi
Spanyol menghadapi Italia dengan strategi yang aneh. Tanpa striker! Hal ini yang mungkin dibaca pelatih Italia, Cesare Prandelli. Gelandang serang harus dihadapkan seorang pemain jangkar. Dan keputusan memasang seorang Danielle De Rossi sebagai bek tengah adalah sesuatu yang sangat jenius. Apalagi De Rossi seperti menemukan permainan baru. Normalnya seorang midfielder, De Rossi beroperasi di daerah belakang untuk menstabilkan pertahanan Italia. Perubahan yang membawa kebaikan karena Spanyol akhirnya kesulitan membongkar pertahanan Italia. Mungkin saja setelah Euro, AS Roma akan menjadikan De Rossi sebagai bek tengah.
4. Belakang: Mats Hummels
Keputusan Joachim Loew memprioritaskan Mats Hummels daripada Per Mertesacker sebenarnya cukup mengherankan karena bek Arsenal tersebut sebenarnya lebih berpengalaman dan siap tanding. Namun Hummels menjawab kepercayaan manajer dengan bermain tangguh menjaga pertahanan Jerman dari gempuran Portugal. Kuat di udara dan passing yang akurat akan menjamin Mats Hummels di starting-line-up Jerman.
5. Tengah: Andrea Pirlo
Usia semakin bertambah namun kemampuan Andrea Pirlo tidak menunjukkan tanda-tanda melemah. Dengan kemampuan sebagai seorang midfielder yang nyaris sempurna, yang bisa menempatkan bola yang memanjakan penyerang di depannya. Contoh nyata, gol Antonio Di Natale adalah hasil dari umpan menakjubkan seorang Andrea Pirlo.
6. Tengah: Franck Ribery
Bermain untuk Bayern Muenchen menjadikan nama Franck Ribery sedikit meredup. Bukan karena skillnya menurun, tapi kualitas Liga Jerman yang kalah populer dibanding Liga Spanyol ataupun Inggris. Tapi itu bukan alasan, karena Ribery bermain menakutkan dengan mengoyak-oyak pertahanan sebelah kanan Three Lions selama 90 menit pertandingan. Plus, akting tersikut yang hampir berhasil membuat wasit mencabut kartu. Franck Ribery masih layak diperhitungkan!
7. Tengah: Andrei Arshavin
Kartu merah yang diterima kiper Polandia, Wojciech Szczesny, sejenak menimbulkan lelucon 'para pemain yang "berbau" Arsenal di EURO 2012 pasti akan bermain buruk, atau lebih parah, dikartu merah'. Tapi, Andrei Arshavin mematahkan mitos lucu-lucuan tersebut dengan bermain apik, menghajar Republik Ceko. Permainan yang sangat bertolak belakang dengan apa yang pernah ia berikan di Arsenal. Mungkin Zenit St. Petersburg dan Rusia lebih cocok bagi Arshavin ketimbang Arsenal.
8. Tengah: Steven Gerrard
Bukan suatu kejutan jika Steven Gerrard termasuk yang terbaik. Sekali lagi Stevie G menunjukkan talenta dan konsistensi yang berjalan beriringan ketika memimpin The Three Lions menahan imbang Prancis 1-1. Tampil penuh semangat, Gerrard berkontribusi dalam menciptakan gol yang dicetak Joleon Lescott, dan juga memberikan ketenangan saat timnya melawan Prancis yang lebih terlihat lebih superior. Dalam laga itu, Gerrard mungkin tidak mencetak gol, tapi dialah man-of-the-match bagi Three Lions.
9. Depan: Alan Dzagoev
Kemenangan 4-1 atas Republik Ceko menjadikan Rusia sebagai tim yang mencetak gol paling banyak di fase pertama Euro 2012. Dan satu nama yang merealisasikannya adalah Alan Dzagoev. Umur memang masih 21, tapi skillnya berhasil membungkam veteran seperti Petr Cech dan Tomas Rosicky dengan menceploskan dua gol ke gawang Ceko dan merebut man-of-the-match pada pertandingan tersebut. Dzagoev bermain sangat brilian dengan mobilitas yang sangat tinggi, tidak pernah berhenti selama 30 menit akhir pertandingan. Terlihat sangat kompak dan mengerti satu sama lain dengan seniornya, Andrei Arshavin. Sebelum pertandingan, di jejaring sosial, Twitter, banyak orang yang memprediksi Alan Dzagoev sebagai bintang lapangan, dan ia berhasil membuktikannya.
10. Depan: Mario Mandzukic
Kroasia menang 3-1 saat melawan Republik Irlandia dan Mario Mandzukic menggunakan kepalanya untuk mencetak dua gol Kroasia. Gol cepatnya di menit ketiga memberikan asa tersendiri bagi Kroasia untuk memenangkan pertandingan. Dan ia kembali mempecundangi kiper Republik Irlandia, Shay Given, lagi-lagi dengan headingnya tiga menit sebelum turun minum. Jika Mandzukic mampu menjaga performanya, bukan hal yang mengherankan jika ia menandatangani kontrak dengan salah satu klub elit Eropa.
11. Depan: Andriy Shevchenko
Salah satu pemain favorit saya sejak ia bermain untuk Dynamo Kiev, kemudian pindah ke AC Milan. Namanya meredup ketika Roman Abramovich menghamburkan uang untuk membawanya ke Chelsea sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, kembali membela Dynamo Kiev. Layaknya sebuah film, Shevchenko yang tak lagi muda tampil habis-habisan, mencetak dua gol bagi Ukraina, dan mengalahkan si hebat, Zlatan Ibrahimovic, yang hanya membuat satu gol di laga tersebut. Di usia 35 tahun. Shevchenko adalah pemain tertua yang mencetak gol di Euro. Dan Shevchenko layak mendapatkan penghormatan dari Kiev yang menyambutnya bak seorang pahlawan yang pulang dari medan perang. Semoga ia mampu menjaga, atau bahkan menaikkan, performanya saat melawan Inggris dan Prancis. Itulah tadi, 11 Pemain Terbaik selama fase pertama EURO 2012 dengan menggunakan formasi 3-4-3.
Formasi: (3-4-3): Gianluigi Buffon (Italia); Daniel Agger (Denmark), Daniele De Rossi (Italia), Mats Hummels (Jerman); Andrea Pirlo (Italia), Franck Ribery (Prancis), Steven Gerrard (Inggris), Andrei Arshavin (Rusia); Alan Dzagoev (Rusia), Mario Mandzukic (Kroasia), dan Andriy Shevchenko (Ukraina).
Bagaimana menurut anda? Apakah favorit-favorit anda termasuk di dalamnya? Mari, kita share di sini.
Sekarang, saatnya merangkum siapa saja 11 pemain yang pantas disebut terbaik pada fase pertama tersebut.
1. Kiper: Gianluigi Buffon
Przemyslaw Tyton mungkin menyelamatkan Polandia dari kekalahan dengan menggagalkan penalti Giorgos Karagounis, tapi Gianluigi Buffon berperan lebih penting saat Italia menahan imbang Spanyol. Berkali-kali menggagalkan tendangan keras para punggawa Spanyol yang melaju ke arah gawang dan klimaksnya, dengan tenang berhasil meng-intercept bola dari kaki Fernando Torres, layaknya seorang bek tangguh. Buffon memang semakin tua, tapi ia seperti sebotol anggur. Makin tua, makin memabukkan.
2. Belakang: Daniel Agger
Nyaris tidak ada yang menjagokan Denmark ketika bertanding melawan favorit juara, Belanda, Sabtu kemarin (09/06/2012). Tim Oranje bermain menyerang sepanjang pertandingan tapi Daniel Agger berhasil membuat mereka semakin frustasi dengan menggagalkan banyak peluang Belanda. Terlepas dari handball-tak-terdeteksi-wasit di dalam kotak penalti yang sangat menguntungkan Denmark, bek Liverpool ini terbukti berhasil membalikkan predisi dan membuat banyak orang menangis karena kalah taruhan.
3. Belakang: Danielle De Rossi
Spanyol menghadapi Italia dengan strategi yang aneh. Tanpa striker! Hal ini yang mungkin dibaca pelatih Italia, Cesare Prandelli. Gelandang serang harus dihadapkan seorang pemain jangkar. Dan keputusan memasang seorang Danielle De Rossi sebagai bek tengah adalah sesuatu yang sangat jenius. Apalagi De Rossi seperti menemukan permainan baru. Normalnya seorang midfielder, De Rossi beroperasi di daerah belakang untuk menstabilkan pertahanan Italia. Perubahan yang membawa kebaikan karena Spanyol akhirnya kesulitan membongkar pertahanan Italia. Mungkin saja setelah Euro, AS Roma akan menjadikan De Rossi sebagai bek tengah.
4. Belakang: Mats Hummels
Keputusan Joachim Loew memprioritaskan Mats Hummels daripada Per Mertesacker sebenarnya cukup mengherankan karena bek Arsenal tersebut sebenarnya lebih berpengalaman dan siap tanding. Namun Hummels menjawab kepercayaan manajer dengan bermain tangguh menjaga pertahanan Jerman dari gempuran Portugal. Kuat di udara dan passing yang akurat akan menjamin Mats Hummels di starting-line-up Jerman.
5. Tengah: Andrea Pirlo
Usia semakin bertambah namun kemampuan Andrea Pirlo tidak menunjukkan tanda-tanda melemah. Dengan kemampuan sebagai seorang midfielder yang nyaris sempurna, yang bisa menempatkan bola yang memanjakan penyerang di depannya. Contoh nyata, gol Antonio Di Natale adalah hasil dari umpan menakjubkan seorang Andrea Pirlo.
6. Tengah: Franck Ribery
Bermain untuk Bayern Muenchen menjadikan nama Franck Ribery sedikit meredup. Bukan karena skillnya menurun, tapi kualitas Liga Jerman yang kalah populer dibanding Liga Spanyol ataupun Inggris. Tapi itu bukan alasan, karena Ribery bermain menakutkan dengan mengoyak-oyak pertahanan sebelah kanan Three Lions selama 90 menit pertandingan. Plus, akting tersikut yang hampir berhasil membuat wasit mencabut kartu. Franck Ribery masih layak diperhitungkan!
7. Tengah: Andrei Arshavin
Kartu merah yang diterima kiper Polandia, Wojciech Szczesny, sejenak menimbulkan lelucon 'para pemain yang "berbau" Arsenal di EURO 2012 pasti akan bermain buruk, atau lebih parah, dikartu merah'. Tapi, Andrei Arshavin mematahkan mitos lucu-lucuan tersebut dengan bermain apik, menghajar Republik Ceko. Permainan yang sangat bertolak belakang dengan apa yang pernah ia berikan di Arsenal. Mungkin Zenit St. Petersburg dan Rusia lebih cocok bagi Arshavin ketimbang Arsenal.
8. Tengah: Steven Gerrard
Bukan suatu kejutan jika Steven Gerrard termasuk yang terbaik. Sekali lagi Stevie G menunjukkan talenta dan konsistensi yang berjalan beriringan ketika memimpin The Three Lions menahan imbang Prancis 1-1. Tampil penuh semangat, Gerrard berkontribusi dalam menciptakan gol yang dicetak Joleon Lescott, dan juga memberikan ketenangan saat timnya melawan Prancis yang lebih terlihat lebih superior. Dalam laga itu, Gerrard mungkin tidak mencetak gol, tapi dialah man-of-the-match bagi Three Lions.
9. Depan: Alan Dzagoev
Kemenangan 4-1 atas Republik Ceko menjadikan Rusia sebagai tim yang mencetak gol paling banyak di fase pertama Euro 2012. Dan satu nama yang merealisasikannya adalah Alan Dzagoev. Umur memang masih 21, tapi skillnya berhasil membungkam veteran seperti Petr Cech dan Tomas Rosicky dengan menceploskan dua gol ke gawang Ceko dan merebut man-of-the-match pada pertandingan tersebut. Dzagoev bermain sangat brilian dengan mobilitas yang sangat tinggi, tidak pernah berhenti selama 30 menit akhir pertandingan. Terlihat sangat kompak dan mengerti satu sama lain dengan seniornya, Andrei Arshavin. Sebelum pertandingan, di jejaring sosial, Twitter, banyak orang yang memprediksi Alan Dzagoev sebagai bintang lapangan, dan ia berhasil membuktikannya.
10. Depan: Mario Mandzukic
Kroasia menang 3-1 saat melawan Republik Irlandia dan Mario Mandzukic menggunakan kepalanya untuk mencetak dua gol Kroasia. Gol cepatnya di menit ketiga memberikan asa tersendiri bagi Kroasia untuk memenangkan pertandingan. Dan ia kembali mempecundangi kiper Republik Irlandia, Shay Given, lagi-lagi dengan headingnya tiga menit sebelum turun minum. Jika Mandzukic mampu menjaga performanya, bukan hal yang mengherankan jika ia menandatangani kontrak dengan salah satu klub elit Eropa.
11. Depan: Andriy Shevchenko
Salah satu pemain favorit saya sejak ia bermain untuk Dynamo Kiev, kemudian pindah ke AC Milan. Namanya meredup ketika Roman Abramovich menghamburkan uang untuk membawanya ke Chelsea sebelum akhirnya memutuskan untuk pulang ke kampung halaman, kembali membela Dynamo Kiev. Layaknya sebuah film, Shevchenko yang tak lagi muda tampil habis-habisan, mencetak dua gol bagi Ukraina, dan mengalahkan si hebat, Zlatan Ibrahimovic, yang hanya membuat satu gol di laga tersebut. Di usia 35 tahun. Shevchenko adalah pemain tertua yang mencetak gol di Euro. Dan Shevchenko layak mendapatkan penghormatan dari Kiev yang menyambutnya bak seorang pahlawan yang pulang dari medan perang. Semoga ia mampu menjaga, atau bahkan menaikkan, performanya saat melawan Inggris dan Prancis. Itulah tadi, 11 Pemain Terbaik selama fase pertama EURO 2012 dengan menggunakan formasi 3-4-3.
Formasi: (3-4-3): Gianluigi Buffon (Italia); Daniel Agger (Denmark), Daniele De Rossi (Italia), Mats Hummels (Jerman); Andrea Pirlo (Italia), Franck Ribery (Prancis), Steven Gerrard (Inggris), Andrei Arshavin (Rusia); Alan Dzagoev (Rusia), Mario Mandzukic (Kroasia), dan Andriy Shevchenko (Ukraina).
Bagaimana menurut anda? Apakah favorit-favorit anda termasuk di dalamnya? Mari, kita share di sini.
Sumber: bola.net
0 comments:
Post a Comment