Maslow menyusun teori motivasi manusia, dimana variasi kebutuhan manusia dipandang tersusun dalam bentuk hirarki atau berjenjang. Setiap jenjang kebutuhan dapat dipenuhi hanya jenjang sebelumnya telah (relatif) terpuaskan kebutuhan pada tingkat yang lebih rendah harus relatif terpuaskan sebelum orang menyadari atau dimotivasi oleh kebutuhan yang jenjangnya lebih tinggi. Jadi kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis harus terpuaskan lebih dahulu sebelum muncul kebutuhan rasa aman. Sesudah kebutuhan fisiologis dan rasa aman terpuaskan, baru muncul kebutuhan kasih sayang, begitu seterusnya sampai kebutuhan dasar terpuaskan.
Dalam mencapai kepuasan kebutuhan, seseorang harus berjenjang, tidak perduli seberapa tinggi jenjang yang sudah dilewati, kalau jenjang dibawah mengalami ketidakpuasan atau tingkat kepuasannya masih sangat kecil, dia akan kembali ke jenjang yang tak terpuaskan itu sampai memperoleh tingkat kepuasan yang dikehendaki.
Penjelasan mengenai konsep motivasi manusia menurut Abraham Maslow mengacu pada lima kebutuhan pokok yang disusun secara hirarkis. Tata lima tingkatan motivasi secara secara hierarkis ini adalah sbb :
- Kebutuhan yang bersifat fisiologis (lahiriyah). Manifestasi kebutuhan ini terlihat dalam tiga hal pokok, sandang, pangan dan papan. Bagi karyawan, kebutuhan akan gaji, uang lembur, perangsang, hadiah-hadiah dan fasilitas lainnya seperti rumah, kendaraan dll. Menjadi motif dasar dari seseorang mau bekerja, menjadi efektif dan dapat memberikan produktivitas yang tinggi bagi organisasi.
- Kebutuhan keamanan dan ke-selamatan kerja (Safety Needs) Kebutuhan ini mengarah kepada rasa keamanan, ketentraman dan jaminan seseorang dalam kedudukannya, jabatan-nya, wewenangnya dan tanggung jawabnya sebagai karyawan. Dia dapat bekerja dengan antusias dan penuh produktivitas bila dirasakan adanya jaminan formal atas kedudukan dan wewenangnya.
- Kebutuhan sosial (Social Needs). Kebutuhan akan kasih sayang dan bersahabat (kerjasama) dalam kelompok kerja atau antar kelompok. Kebutuhan akan diikutsertakan, mening-katkan relasi dengan pihak-pihak yang diperlukan dan tumbuhnya rasa kebersamaan termasuk adanya sense of belonging dalam organisasi.
- Kebutuhan akan prestasi (Esteem Needs). Kebutuhan akan kedudukan dan promosi dibidang kepegawaian. Kebutuhan akan simbul-simbul dalam statusnya seorang serta prestise yang ditampilkannya.
- Kebutuhan mempertinggi kapisitas kerja (Self actualization). Setiap orang ingin mengembangkan kapasitas kerjanya dengan baik. Hal ini merupakan kebutuhan untuk mewujudkan segala kemampuan (kebolehannya) dan seringkali nampak pada hal-hal yang sesuai untuk mencapai citra dan cita diri seseorang. Dalam motivasi kerja pada tingkat ini diperlukan kemampuan manajemen untuk dapat mensinkronisasikan antara cita diri dan cita organisasi untuk dapat melahirkan hasil produktivitas organisasi yang lebih tinggi.
Teori Maslow tentang motivasi secara mutlak menunjukkan perwujudan diri sebagai pemenuhan (pemuasan) kebutuhan yang bercirikan pertumbuhan dan pengembangan individu. Perilaku yang ditimbulkannya dapat dimotivasikan oleh manajer dan diarahkan sebagai subjek-subjek yang berperan. Dorongan yang dirangsang ataupun tidak, harus tumbuh sebagai subjek yang memenuhi kebutuhannya masing-masing yang harus dicapainya dan sekaligus selaku subjek yang mencapai hasil untuk sasaran-sasaran organisasi
KRITIK TERHADAP TEORI MOTIVASI MASLOW
Apakah kebutuhan manusia itu berjenjang? Teori Motivasi Maslow menjawab 'ya'. Abraham Maslow mengatakan bahwa ada 5 jenjang kebutuhan manusia.
- Jenjang pertama adalah kebutuhan dasar seperti udara, air, makanan, pakaian, istirahat dan kebutuhan dasar lainnya.
- Jenjang kedua adalah rasa aman- jaminan kerja, jaminan kesehatan, jaminan keamanan dari pencurian, dan jaminan keamanan lainnya.
- Jenjang ketiga, adalah cinta atau kasih, yaitu rasa dicintai dan dimiliki oleh keluarga.
- Jenjang keempat adalah 'esteem', yaitu harga diri, rasa percaya diri, penghargaan dari orang lain atas prestasi yang dicapai.
- Jenjang kelima adalah aktualisasi diri, yaitu kondisi di mana orang bisa berkreasi, memecahkan masalah, menerima fakta apa adanya, dan menerima kondisi orang lain.
Teori Motivasi Maslow mengatakan bahwa bila seseorang sudah mendapatkan kebutuhan dasar (jenjang pertama), maka ia tidak akan termotivasi melakukan sesuatu kalau motivatornya adalah kebutuhan dasar; ia hanya termotivasi kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Bila kebutuhan lapisan kedua terpenuhi, ia tidak akan termotivasi mengerjakan sesuatu kalau motivatornya adalah kebutuhan jenjang-kedua. Demikian seterusnya sampai seseorang mencapai kebutuhan yang paling tinggi, yaitu aktualisasi diri.
Kelihatannya Teori Motivasi Maslow benar. Fakta-fakta di lapangan seolah-olah menunjukkan demikian. Namun, apakah kebutuhan manusia berjenjang seperti yang disodorkan oleh Maslow? Apakah orang yang telah mendapat kebutuhan dasar tidak lagi termotivasi mengerjakan sesuatu kecuali motivatornya adalah kebutuhan jenjang kedua? Dalam kalimat lain, apakah rasa percaya diri tergantung kepada terpenuhinya kebutuhan dasar dan rasa nyaman? Apakah orang harus melalui 4 jenjang kebutuhan agar bisa beraktualisasi diri?
Tidak dapat disangkal bahwa ketersediaan kebutuhan dasar atau rasa aman bisa membantu rasa percaya diri seseorang. Bila seseorang telah berprestasi, mencapai posisi tinggi dalam kariernya, atau mendapat penghargaan atas jasa-jasa yang ia lakukan- ini bisa menolong membangun rasa percaya dirinya. Seseorang bisa merasa memiliki eksistensi kalau punya uang banyak, bergelar atau berprestasi.
Namun demikian, ada kelemahan pada Teori Motivasi Maslow. Pengertian tentang kebutuhan yang berjenjang tidak tepat. Kebutuhan manusia tidak perlu dikategorikan ke lima jenjang kebutuhan. Tidak perlu ada 'kasta' kebutuhan. Manusia terdiri dari tubuh dan jiwa. Ada kebutuhan jasmani; ada kebutuhan rohani. Tubuh membutuhkan udara, makanan, air, istirahat dan ini memang diperlukan untuk menjaga agar tubuh bisa berfungsi dengan baik.
Kekurangan nutrisi bisa mengakibatkan tubuh lemah. Cobalah tidak mendapatkan nutrisi yang cukup, tidak akan lama tubuh Anda lemah, muka bisa pucat, badan lemas, dan tubuh tidak dapat melakukan pekerjaan sehari-hari bahkan bisa sakit.
Pikiran butuh 'makanan pikiran.' Hati, jiwa dan pikiran memerlukan nutrisi rohani seperti tubuh membutuhkan makanan yang bergizi.
Namun demikian, bukan hanya tubuh yang memerlukan nutrisi. Jiwa juga memerlukan nutrisi yang baik agar aspek rohani manusia dapat berfungsi dengan baik. Pikiran butuh 'makanan pikiran.' Hati, jiwa dan pikiran memerlukan nutrisi rohani seperti tubuh membutuhkan makanan yang bergizi. Cobalah tidak mengisi pikiran atau jiwa Anda dengan makanan rohani, maka tidak akan lama jiwa Anda lelah; hati resah. Anda akan mudah mengeluh, mudah frustasi, gampang emosi, dan sering mengkritik orang lain hanya karena kesalahan-kesalahan remeh. Kita tidak akan bisa beraktulisasi diri seperti yang disarankan Teori Motivasi Maslow.
Sosok-sosok yang memberikan pencerahan pikiran, yang bisa mengisi pikiran dan jiwa kita akan menolong kita. Sebut saja seperti pastor, pendeta, kiyai, ustad atau motivator- sosok-sosok seperti ini sangat diperlukan. Contoh yang lebih dekat adalah Mario Teguh, yang telah mengisi pikiran dari ribuan, mungkin ratusan ribu bahkan jutaan orang Indonesia di seluruh dunia.
Tubuh dan jiwa saling berkaitan. Keduanya tidak dapat dipisahkan bila manusia mau disebut utuh. Kelemahan dalam tubuh bisa mempengaruhi jiwa; kekurangan dalam jiwa pasti akan mempengaruhi tubuh.
Tubuh dan jiwa saling berkaitan. Keduanya tidak dapat dipisahkan bila manusia mau disebut utuh. Kelemahan dalam tubuh bisa mempengaruhi jiwa; kekurangan dalam jiwa pasti akan mempengaruhi tubuh. Tetapi, jiwalah yang memimpin tubuh, bukan tubuh yang memimpin jiwa. Oleh sebab itu, kesehatan jiwa lebih utama dari pada kesehatan tubuh. Ini tidak berarti bahwa kesehatan tubuh dapat diabaikan. Baik aspek rohani maupun jasmani harus berada dalam keseimbangan. Namun, bila mau diurut, memelihara jiwa harus didahulukan dari pada memelihara tubuh. Bila jiwa kita bisa bebas dari ikatan-ikatan yang bersifat phisik, kita bisa beraktualisasi diri. Tidak perlu orang menunggu kebutuhan dasar, rasa aman, perasaan cinta, dan percaya diri terpenuhi agar bisa beraktualisasi diri seperti yang dianjurkan oleh Teori Motivasi Maslow. Kita bisa beraktualisasi diri karena jiwa kita merdeka dari keinginan-keinginan phisiknya.
Benarlah perkataan kuno yang mengatakan, "Kalau orang mengisi hati dan jiwanya dengan keadilan dan kebenaran, maka kebutuhan lainnya akan ditambahkan." Dengan kata lain, bila hati dan pikiran sehat, kebutuhan jenjang pertama sampai yang keempat tidak perlu dikuatirkan. Namun, banyak di antara kita memilih yang sebaliknya. Kebutuhan phisik diutamakan sedangkan kebutuhan jiwa diabaikan. Tidak heran kalau banyak orang yang memiliki motivasi rendah sekalipun kebutuhan mendasar, rasa aman, rasa cinta dan harga diri terpenuhi. Kita perlu merdeka dari ikatan kebutuhan-kebutuhan jasmani kita ....[+]
DAFTAR PUSTAKA
http://rodzah.files.wordpress.com/2010/02/unit-5-motivasi-dalam-pengurusan1. pdf
http://skp.unair.ac.id/repository/Guru-Indonesia/TEORIMOTIVASIMASLO_ HjSriSuryantiniSPd_534.pdf
Catatan :
Link Download di atas akan mengantarkan anda ke situs adf.ly Jika situs tersebut sudah terbuka, silahkan tunggu 5 detik dan klik tombol LEWATI / SKIP AD yang berada di pojok kanan atas dari browser anda untuk menuju link download
0 comments:
Post a Comment