Lihatlah otak di atas! Otak manusia dewasa itu berbeda dengan otak
manusia pada umumnya, tidak memiliki tonjolan dan lipatan yang menjadi
karakteristik umum otak manusia.
New Scientist, Selasa (17/9/2013), mewartakan bahwa otak itu adalah milik seseorang yang tinggal di wilayah yang kini merupakan North Texas State University. Seseorang itu, yang tak secara gamblang dinyatakan jenis kelaminnya, meninggal tahun 1970.
Otak itu kini menjadi salah satu koleksi di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Otak disimpan dalam sebuah guci, diberi nomor seri, tetapi microfilm yang menyimpan rekam medis pemilik otak tersebut hilang.
Fotografer Adam Voorhes menghabiskan waktu setahun untuk menggali informasi tentang otak itu dan sekitar 100 otak lain koleksi University of Texas, Austin.
Diketahui, pada guci tempat menyimpan otak itu terdapat keterangan bahwa pemiliknya mengalami agyria, tidak memiliki gyri dan sulci atau tonjolan dan lipatan yang umumnya terdapat pada bagian cerebral cortex yang normal.
Kondisi langka tersebut disebut juga lissencephaly. Seseorang yang mengalami kondisi itu biasanya meninggal sebelum usia 10 tahun. Biasanya, penderita kelainan itu mengalami kekejangan dan kesulitan dalam mempelajari sesuatu.
David Dexter dari Brain Bank di Imperial College London mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat otak seperti yang dipotret Voorhes.
"Kita memang mengetahui adanya otak di mana bagian suci hilang, tetapi tak ada lagi yang bisa dijelaskan lebih jauh tentang otak ini," katanya.
Meskipun demikian, ia tak heran jika pemilik otak ini bisa bertahan hingga usia dewasa karena otak memang sangat adaptif. Namun, Dexter menduga bahwa kelainan otak itu tetap memiliki efek buruk.
Awal tahun 2013, University of Texas melakukan pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada otak ini. Walau beberapa informasi tentang otak ini didapatkan, tetapi informasi tentang individu pemiliknya sepertinya akan sulit ditemukan alias hilang selamanya.
New Scientist, Selasa (17/9/2013), mewartakan bahwa otak itu adalah milik seseorang yang tinggal di wilayah yang kini merupakan North Texas State University. Seseorang itu, yang tak secara gamblang dinyatakan jenis kelaminnya, meninggal tahun 1970.
Otak itu kini menjadi salah satu koleksi di University of Texas, Austin, Amerika Serikat. Otak disimpan dalam sebuah guci, diberi nomor seri, tetapi microfilm yang menyimpan rekam medis pemilik otak tersebut hilang.
Fotografer Adam Voorhes menghabiskan waktu setahun untuk menggali informasi tentang otak itu dan sekitar 100 otak lain koleksi University of Texas, Austin.
Diketahui, pada guci tempat menyimpan otak itu terdapat keterangan bahwa pemiliknya mengalami agyria, tidak memiliki gyri dan sulci atau tonjolan dan lipatan yang umumnya terdapat pada bagian cerebral cortex yang normal.
Kondisi langka tersebut disebut juga lissencephaly. Seseorang yang mengalami kondisi itu biasanya meninggal sebelum usia 10 tahun. Biasanya, penderita kelainan itu mengalami kekejangan dan kesulitan dalam mempelajari sesuatu.
David Dexter dari Brain Bank di Imperial College London mengatakan bahwa dirinya tak pernah melihat otak seperti yang dipotret Voorhes.
"Kita memang mengetahui adanya otak di mana bagian suci hilang, tetapi tak ada lagi yang bisa dijelaskan lebih jauh tentang otak ini," katanya.
Meskipun demikian, ia tak heran jika pemilik otak ini bisa bertahan hingga usia dewasa karena otak memang sangat adaptif. Namun, Dexter menduga bahwa kelainan otak itu tetap memiliki efek buruk.
Awal tahun 2013, University of Texas melakukan pemindaian dengan magnetic resonance imaging (MRI) pada otak ini. Walau beberapa informasi tentang otak ini didapatkan, tetapi informasi tentang individu pemiliknya sepertinya akan sulit ditemukan alias hilang selamanya.
0 comments:
Post a Comment